karya : TB. Dhani Iqbal
Dunia mahasiswa adalah dunia dimana idealisme mendapat tempat yang subur dalam
kehidupan seseorang, sebuah rentang waktu dimana seseorang yang haus akan ilmu
dan kebebasan berpikir memperoleh tempatnya dalam bangku-bangku kuliah dan
ruang-ruang unit kegiatan kemahasiswaan.
Dunia mahasiswa ini bisa kita temui dalam novel Sabda Dari persemayaman , dimana
novel ini mengambil setting dunia kampus dengan idealismenya yang diwujudkan
dalam pemikiran tokoh-tokohnya yang hendak mendobrak sistem pemdidikan yang
berlaku.
Ceritanya dimulai dengan tokoh sentral novel ini Satar, yang digambarkan sebagai
seorang mahasiswa kutu buku yang berpenampilan gondrong dan berkacamata. Satar
adalah seorang pemikir berat yang sedikit memiliki teman di lingkungan
kampusnya, temannya hanyalah buku-buku, aktifitasnyapun mudah ditebak karena
Satar hanya berputar di tiga tempat yaitu kampus - toko buku - tempat kostnya.
Dikisahkan Satar baru saja dipecat dari universitasnya karena pada suatu hari ia
melihat doesn-dosennya yang sedang ketawa-ketiwi didalam ruang dosen, ketika
Satar melihat lebih jelas kedalam ternyata ruangan dosen tesebut bagaikan pasar
dimana ada beberapa dosen yang sedang berjualan pakaian. Melihat hal ini Satar
merasa kecewa, sebelumnya Satar memang dikecewakan oleh sistem
pendidikan/pengajaran di tempat kuliahnya, rupanya apa yang dilihatnya membuat
kekecewaannya semakin memuncak dan melahirkan suatu tindakan yang menghebohkan
kampusnya saat itu. Satar membacakan sebuah puisi yang menggugat kelalukan
dosen-dosen di kampusnya, tindakan inilah yang akhirnya melahirkan keputusan
pemecatan Satar dengan alasan tidak bermoral, mengganggu stablilitas kampus dan
indisipliner.
Setelah pemecatannya, Satar bergumul dengan dirinya, ia pergi dan melakukan
perjalanan yang tidak terarah, Satar menyusuri jalanan dengan berbagai pikiran
berkecamuk di benaknya. Di saat pelariannya Satar berfilfasat dengan dirinya,
apa yang telah ia baca dan pelajari mengenai pemikiran-pemikiran para filsuf
dunia berkelebatan dan berdialog dengan dirinya. Mulai dari Plato, Aristoteles,
hingga Foucault, semuanya mengalir dan berkecamuk dalam pikiran Satar.
Sementara Satar melarikan diri, teman-teman Satar dan kekasihnya Eva, kelabakan
mencarinya, sementara mencari Satar, mereka mencoba untuk menekan pihak
universitas agar mencabut keputusan pemecatan Satar dengan melakukan demonstrasi
di kampusnya, akhirnya mereka sadar tujuan mereka berdemo hanya untuk
mengembalikan Satar ke kampus terlalu dangkal, dengan dibantu oleh Eva akhirnya
tujuan demo mereka diperluas dengan menggugat sistem pendidikan seperti yang
Satar pikirkan selama ini. Akhirnya demonstrasi tidak hanya ditujukan ke kampus
Satar, tapi ditujukan langsung ke Kementrian Pendidikan dengan menggalang
jaringan dengan kampus-kampus lain.
Demonstrasi terus berlangsung namun Satar tetap menghilang dalam pelariannya.
Satar tidak tahu bahwa apa yang selama ini dipikirkan dan diperjuangkannya telah
diperjuangkan oleh teman-temannya. Satar masih terus tenggelam dalam
pikiran-pikirannya hingga akhirnya di sebuah WC umum Satar melakukan suatu
lompatan spekulasi yang sangat radikal dan spektakuler luar biasa dari seluruh
bentuk gerakan rasionalisasi manusia (hal 235).
Apa dan bagaimana puncak dari pemikiran Satar dalam pelariannya, dan berhasilkah
demo yang dilakukan teman-teman Satar untuk merubah sistem pendidikan ?
Silahkan teman-teman baca sendiri novel ini.
Novel ini bertebaran dengan pemikiran-pemikiran para filsuf yang diwakili oleh
dialog Satar dengan dirinya, jika dihitung kira-kira dibutuhkan 60 halaman dari
320 hal untuk menuliskan pemikiran-pemikiran Satar berdasarkan teori-teori para
filsuf dunia. Ada berderet nama filsuf dan para pemikir dunia yang dikutip
Iqbal(pengarang) dalam novel ini y,I :
Paulo fiere, Everet Reimer, Ivan Illich, Plato,Aristoteles, Plotinos,
Plotinos,Descrates, Isaac Newton, Francis Bacon, Voltaire, Michel Faucault,
Berttand Russell,, Crane Brinton, Zeno, Fukuyama, Marx, Hegel, Anaxagoras, David
Hume, Alvin Toffler, August Comte, John Naisbitt, Taclott Parson, Emille
Durkheim, C. John Sommerville, Thales, Anaxinemes, Heraklitos, Xenophanes,
Empedokles, Leukipos, Demokriots, Albert Einstein, Protagoras, Gorgias.
Kalau dihitung ada 36 nama dan pemikiran filsfuf dan ilmuwan yang dukutip oleh
iqbal di novel ini!
Buat pembaca yang awam dengan filsafat mungkin agak sulit dalam mencerna
pemikiran-pemikiran Satar di novel ini kesemua pemikiran Satar disajikan oleh
pengarang dalam bentuk monolog , mungkin jika pemikiran2 filsuf disajikan dalam
bentuk dialog dengan orang lain pembaca akan lebih mudah mencernanya.
Dalam novel ini juga disajikan dinamika mahasiswa dengan demo-demonya dan
situasi di lapangan pada saat demo berlangsung.
Judul Buku : Sabda Dari Persemayaman
Pengarang : T. M. Dhani Iqbal
Penerbit : Grasindo 2003
Tebal Buku : 320 hal
sumber : http://groups.yahoo.com/group/pasarbuku/message/14035
Dunia mahasiswa adalah dunia dimana idealisme mendapat tempat yang subur dalam
kehidupan seseorang, sebuah rentang waktu dimana seseorang yang haus akan ilmu
dan kebebasan berpikir memperoleh tempatnya dalam bangku-bangku kuliah dan
ruang-ruang unit kegiatan kemahasiswaan.
Dunia mahasiswa ini bisa kita temui dalam novel Sabda Dari persemayaman , dimana
novel ini mengambil setting dunia kampus dengan idealismenya yang diwujudkan
dalam pemikiran tokoh-tokohnya yang hendak mendobrak sistem pemdidikan yang
berlaku.
Ceritanya dimulai dengan tokoh sentral novel ini Satar, yang digambarkan sebagai
seorang mahasiswa kutu buku yang berpenampilan gondrong dan berkacamata. Satar
adalah seorang pemikir berat yang sedikit memiliki teman di lingkungan
kampusnya, temannya hanyalah buku-buku, aktifitasnyapun mudah ditebak karena
Satar hanya berputar di tiga tempat yaitu kampus - toko buku - tempat kostnya.
Dikisahkan Satar baru saja dipecat dari universitasnya karena pada suatu hari ia
melihat doesn-dosennya yang sedang ketawa-ketiwi didalam ruang dosen, ketika
Satar melihat lebih jelas kedalam ternyata ruangan dosen tesebut bagaikan pasar
dimana ada beberapa dosen yang sedang berjualan pakaian. Melihat hal ini Satar
merasa kecewa, sebelumnya Satar memang dikecewakan oleh sistem
pendidikan/pengajaran di tempat kuliahnya, rupanya apa yang dilihatnya membuat
kekecewaannya semakin memuncak dan melahirkan suatu tindakan yang menghebohkan
kampusnya saat itu. Satar membacakan sebuah puisi yang menggugat kelalukan
dosen-dosen di kampusnya, tindakan inilah yang akhirnya melahirkan keputusan
pemecatan Satar dengan alasan tidak bermoral, mengganggu stablilitas kampus dan
indisipliner.
Setelah pemecatannya, Satar bergumul dengan dirinya, ia pergi dan melakukan
perjalanan yang tidak terarah, Satar menyusuri jalanan dengan berbagai pikiran
berkecamuk di benaknya. Di saat pelariannya Satar berfilfasat dengan dirinya,
apa yang telah ia baca dan pelajari mengenai pemikiran-pemikiran para filsuf
dunia berkelebatan dan berdialog dengan dirinya. Mulai dari Plato, Aristoteles,
hingga Foucault, semuanya mengalir dan berkecamuk dalam pikiran Satar.
Sementara Satar melarikan diri, teman-teman Satar dan kekasihnya Eva, kelabakan
mencarinya, sementara mencari Satar, mereka mencoba untuk menekan pihak
universitas agar mencabut keputusan pemecatan Satar dengan melakukan demonstrasi
di kampusnya, akhirnya mereka sadar tujuan mereka berdemo hanya untuk
mengembalikan Satar ke kampus terlalu dangkal, dengan dibantu oleh Eva akhirnya
tujuan demo mereka diperluas dengan menggugat sistem pendidikan seperti yang
Satar pikirkan selama ini. Akhirnya demonstrasi tidak hanya ditujukan ke kampus
Satar, tapi ditujukan langsung ke Kementrian Pendidikan dengan menggalang
jaringan dengan kampus-kampus lain.
Demonstrasi terus berlangsung namun Satar tetap menghilang dalam pelariannya.
Satar tidak tahu bahwa apa yang selama ini dipikirkan dan diperjuangkannya telah
diperjuangkan oleh teman-temannya. Satar masih terus tenggelam dalam
pikiran-pikirannya hingga akhirnya di sebuah WC umum Satar melakukan suatu
lompatan spekulasi yang sangat radikal dan spektakuler luar biasa dari seluruh
bentuk gerakan rasionalisasi manusia (hal 235).
Apa dan bagaimana puncak dari pemikiran Satar dalam pelariannya, dan berhasilkah
demo yang dilakukan teman-teman Satar untuk merubah sistem pendidikan ?
Silahkan teman-teman baca sendiri novel ini.
Novel ini bertebaran dengan pemikiran-pemikiran para filsuf yang diwakili oleh
dialog Satar dengan dirinya, jika dihitung kira-kira dibutuhkan 60 halaman dari
320 hal untuk menuliskan pemikiran-pemikiran Satar berdasarkan teori-teori para
filsuf dunia. Ada berderet nama filsuf dan para pemikir dunia yang dikutip
Iqbal(pengarang) dalam novel ini y,I :
Paulo fiere, Everet Reimer, Ivan Illich, Plato,Aristoteles, Plotinos,
Plotinos,Descrates, Isaac Newton, Francis Bacon, Voltaire, Michel Faucault,
Berttand Russell,, Crane Brinton, Zeno, Fukuyama, Marx, Hegel, Anaxagoras, David
Hume, Alvin Toffler, August Comte, John Naisbitt, Taclott Parson, Emille
Durkheim, C. John Sommerville, Thales, Anaxinemes, Heraklitos, Xenophanes,
Empedokles, Leukipos, Demokriots, Albert Einstein, Protagoras, Gorgias.
Kalau dihitung ada 36 nama dan pemikiran filsfuf dan ilmuwan yang dukutip oleh
iqbal di novel ini!
Buat pembaca yang awam dengan filsafat mungkin agak sulit dalam mencerna
pemikiran-pemikiran Satar di novel ini kesemua pemikiran Satar disajikan oleh
pengarang dalam bentuk monolog , mungkin jika pemikiran2 filsuf disajikan dalam
bentuk dialog dengan orang lain pembaca akan lebih mudah mencernanya.
Dalam novel ini juga disajikan dinamika mahasiswa dengan demo-demonya dan
situasi di lapangan pada saat demo berlangsung.
Judul Buku : Sabda Dari Persemayaman
Pengarang : T. M. Dhani Iqbal
Penerbit : Grasindo 2003
Tebal Buku : 320 hal
sumber : http://groups.yahoo.com/group/pasarbuku/message/14035
Tidak ada komentar:
Posting Komentar